HARAPAN besar Jejen Zaenal Abidin (22) untuk berkostum Persib Bandung akhirnya kesampaian. Setelah sempat "terpental" ke klub Divisi Utama, Persikabo Kab. Bogor, gelandang muda yang sempat magang di era kepelatihan Jaya Hartono ini akhirnya resmi membela Persib pada Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011.
Langkah Jejen kembali ke klub yang membinanya di masa junior ini kelihatannya tergolong mulus. Tapi pada kenyataannya, munculnya nama Jejen dalam daftar rekomendasi pemain yang diajukan pelatih anyar Darko-Daniel Janackovic, sempat menimbulkan pergunjingan di internal tim. Pemain binaan Saint Prima ini dianggap belum pantas membela tim sekelas Persib.
Namun Jejen yang sebenarnya sempat memperkuat Persib ketika tampil di Turnamen Selangor Cup 2009 ini mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai gelandang muda potensial selama masa seleksi. Bahkan publik sepak bola Bandung semakin terbuka ketika pemain kelahiran 17 Desember 1987 ini tampil cukup menawan pada pertandingan melawan Persiba Balikpapan di Turnamen Inter Island Cup 2010 di Palembang.
Karena melihat potensi yang cukup besar, Janackovic tanpa ragu kembali merekomendasikan Jejen untuk dikontrak manajemen klub bersama 22 pemain lainnya. Seperti dalam dua penampilannya di Palembang, pelatih berdarah Serbia ini memproyeksikan Jejen sebagai pelapis Atep di posisi sayap kanan.
Selain jam terbang di kompetisi ketat seperti LSI, hal lain yang bisa menjadi kekurangan Jejen adalah faktor stamina. Banyak orang menilai Jejen tidak bisa tampil stabil sepanjang pertandingan. Selain belum mampu mengatur irama permainannya sendiri, ada juga yang menilai, kurang bagusnya stamina Jejen dikarenakan sepanjang hidupnya ia tidak pernah makan nasi.
Dokter tim Persib, dr. Rafi Ghani sepakat dengan penilaian tersebut. Karena itu, Rafi berencana menyiapkan menu makanan khusus untuk Jejen. "Sejak kecil Jejen tidak makan nasi. Hal itu bisa jadi memengaruhi kondisi staminanya,” katanya. (endan suhendra/"GM")**
sumber: GM