Pasca kisruh antara pemain dan pelatih Persib Bandung saat pemusatan latihan (TC) di Kota Cirebon, para pemain enggan lagi dilatih Daniel Darko Janackovic. Mereka menilai Darko terlalu arogan dan otoriter.
Klimaks kisruh antara pemain dan pelatih terjadi saat makan siang di hotel Kota Cirebon. Saat itu, kiper Markus Haris Haulana telat datang ke meja makan sekitar 10 menit. Merasa datang terlambat, Markus pun meminta maaf kepada pelatih.
Namun rupanya, permintaan maaf kiper utama timnas ini tidak diterima Darko. Bahkan, Darko menarik kursi Markus dan mengusirnya dari meja makan sambil memarahinya. Tidak terima dengan perlakuan ini, Markus langsung membanting gelas yang tengah dipegangnya. Sontak saja, aksi ini memicu simpati 24 punggawa Persib lainnya. Mereka langsung serempak meninggalkan meja makan.
Pertikaian di meja makan ini adalah klimaks dari kekesalan pemain kepada pelatih berpaspor Prancis tersebut. Sebelumnya, pada Sabtu malam, Darko mengadakan sidak ke kamar pemain sambil mengeluarkan semua pemain dari kamarnya. Aksi Darko ini justru mengundang reaksi keras dari pemain.
Parahnya, keributan juga terjadi antara Darko dan ofisial. Misalnya saja, berdasarkan informasi di lapangan, dokter tim dr Raffi Ghani meminta agar gelandang Munadi tidak diikutkan latihan karena tengah sakit panas. Tapi rupanya Darko tetap memaksa semua pemain latihan, meski sakit.
"Bahkan, Darko sempat membentak dokter dan mengatakan 'kalau begitu, dokter saja yang gantikan Munadi'. Ini kan sangat tidak etis dan tidak pantas diucapkan pelatih," ungkap sumber di internal Persib.
Markus mengaku, berdasarkan kesepakatan bersama, para pemain enggan lagi dilatih Darko. Sebab, sikapnya yang otoriter dan arogan membuat suasana tim menjadi tidak kondusif.
"Dari kejadian di Cirebon, semua pemain jadi tidak ingin dilatih Darko. Dia pelatih yang arogan dan otoriter. Masukan pemain tidak pernah didengar, jadi komunikasi lebih sering berlangsung satu arah. Kita serahkan semuanya kepada manajemen," ungkap Markus.
(wei)
sumber: okezone