Di masa jayanya, Wilhelm Steinitz adalah salah satu pemain catur paling cemerlang di dunia. Namun saat semakin tua, ia secara perlahan-lahan dijangkiti kegilaan, dan sering merasa bahwa ia dapat menelepon seseorang tanpa menggunakan telepon, ataupun bermain catur tanpa menyentuh bidak. Puncak kegilaannya terjadi saat Steinitz mengumumkan kepada masyarakat luas bahwa ia hendak menantang Tuhan untuk bermain catur. Lebih parah lagi, ia menawarkan fur satu bidak dalam pertandingan ini. (5418 views)
Aku Adalah Menurut Persangkaan Hamba-Ku Kepada-Ku.Dan Aku Bersamanya Sepanjang Ia Ingat Kepada-Ku. Jika Ia Menyebut-Ku Dalam Dirinya, Maka Aku Menyebutnya Dalam Diri-Ku. Ketika Ia Menyebut-Ku Ditengah-tengah Sekelompok Orang, Maka Aku Menyebutkannya Di Tengah-tengah Kelompok Yang Lebih Baik Dari Mereka (kelompok Malaikat).