UANG LOGAM RP 1.000 BARU BERNUANSA SUNDA
- Beranda
- Konten
- Berita
- putragaluh
- Selasa, 20/07/2010
- Teuing
- 1986 hits
Bank Indonesia (BI) merilis uang pecahan Rp 1.000 logam baru. Uang baru yang sekilas mirip pecahan Rp 100 itu dibuat dengan desain bernuansa sunda yakni angklung dengan latar belakang Gedung Sate.
Pjs Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan pemilihan motif angklung dengan latar belakang Gedung Sate dalam uang logam Rp 1.000 baru merupakan wujud pelestarian kebudayaan.
"Uang logam rupiah pecahan Rp 1000 yang baru bergambar Garuda Pancasila pada bagian depan dan pada bagian belakang bergambar angklung dengan latar belakang Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat," jelas Darmin dalam siaran persnya di Bandung, Selasa (20/07/2010).
"Pemilihan gambar angklung sebegai alat musik tradisional merupakan wujud dari pelestarian kebudayaan nasional," imbuh Darmin.
Ia menuturkan, demikian juga pada gambar Gedung Sate di Bandung yang juga merupakan wujud pelestarian tempat bersejarah dalam kehidupan bangsa.
"Uang tersebut berwarna putih keperakan yang terbuat dari besi atau baja yang dilapisi dengan nikel (nickel plated steel)," tuturnya.
Peluncuran uang pecahan Rp 1000 baru itu dilakukan di Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/7/2010). Hadir dalam kesempatan itu Pjs Gubernur BI Darmin Nasution dan Wapres Boediono. (dru/qom)
ref: detik
: tanpa label
KOMENTAR
Berita Lainnya:
- Senin, 09/08/2010 Transfer Teknologi, Apakah Telah Dilaksanakan?
- Sabtu, 12/06/2010 Lihat Piala Dunia, SBY Sindir PSSI
- Selasa, 24/08/2010 Kumpulan Rekor Dalam Dunia Sepakbola
galeri video
galeri foto
TAUTAN
statistik pengunjung
Hari ini | : | 943 |
Total | : | 11.590.043 |
Online | : | 12 |
Sedekah Paling Besar Pahalanya
Dari Abu Hurairah R.a. Berkata: Seseorang Datang Kepada Rasulullah Saw Lalu Bertanya, "Ya Rasulullah, Sedekah Manakah Yang Lebih Besar Pahalanya? Rasulullah Saw Menjawab, "Bersedekah Dalam Keadaan Sehat Sedang Engkau Amat Sayang Kepada Harta Tersebut, Takut Miskin Dan Mengharapkan Kekayaan. Oleh Sebab Itu Jangan Menunda-nunda Sehingga Apabila Ruh (nyawa) Sudah Sampai Di Tenggorokan (hampir Mati) Lalu Engkau Berwasiat Untuk Si Fulan Sekian, Untuk Si Fulan Sekian.